Thursday, November 25, 2010

Snacking

Suka jajan bin ngemil? Tapi ngeri kalau tak halal? duh..mana susah pula memahami bahasa di sini. Membaca saja sulit, apalagi mengerti?

Ada dua pilihan buat kita yang hobi ngemil. Pertama, bikin sendiri -hahah..bayangin aja malesss...-, atau kedua, berusaha mencari tau mana yang "aman" untuk dimakan.

Di musim dingin begini, banyak pedagang kaki lima yang menjual cemilan-cemilan di pinggir jalan. Baunya menggoda iman. Tapi begitu lihat posternya, langsung deh ilfil..ada si bb lagi nyengir, hiii..tidak..

Yang begitu, lebih baik dihindari. Tapi kalau tak ada keterangan, boleh kok didekati, hanya saja, harus tetap waspada. Waspadalah..waspadalah..

Pertama, segala sesuatu yang berbentuk daging dan turunannya (sosis, dst) jangan dilirik, mau baunya wangi-wangi semriwing..hampir dapat dipastikan itu adalah si bb tadi. Kenapa begitu? Entah kenapa, orang Korea hobi sekali makan daging yang satu itu, mungkin karena harganya yang relatif murah dibandingkan daging sapi.

Eits, tapi kalaupun yang dijual daging sapi atau ayam, jangan deh. Kan kehalalannya diragukan karena tidak disembelih dengan nama Allah dan ini bukan negara yang banyak ahli kitabnya. Jadi kalau mau aman, pilih yang jelas bentuknya saja.

Yang bisa kita makan adalah fish cake. Biasanya oleh penjual disini, fish cake direbus atau dikukus dalam tusukan sate yang panjaang.. Harganya lumayan bersahabat kok. 500won biasanya.

Nah, ada lagi yang jualan semacam roti cubit tapi bentuknya panjang seperti pisang. Yang ini juga insya Allah aman karena terbuat dari tepung terigu, telur dan susu aja. Harganya juga bersahabat, 1000 dapat 3 biji.

Ada juga kue yang bentuknya mirip ikan. dengan isi ketan hitam atau kacang di dalamnya. Ini juga bisa jadi pilihan. Rasanya enak, apalagi kalau dimakan hangat-hangat. Harga? ohh..murah.. 500-an won.

Terus gimana kalau pengennya yang kering-kering? Tenang.. Imuska (Indonesian Moslem Society) punya list jajanan halal yang sudah di-approve oleh KMF. Silahkan cari ID Imuska Efbi, klik di foto dan tadaa...ada kan salah satu album yang isinya produk yang aman dikonsumsi di Korea.

Kalau masih merasa was-was..silahkan cari yang non-meat (hanya ada satu merek mie instant yang non-meat), atau yang original (rasa asli, misalnya kentang rasa original, dst). Jangan ambil yang ada gambar daging atau ayam atau bahkan seafood, karena tanpa kita sadari, di dalamnya ada lemak si bb. Ngga mau kan, kejebak seafood ternyata yang dimakan si bb?

Untuk roti, yang aman adalah roti tawar, hehe..atau yang rasanya tawar (apa bedanya ya?). Pastikan rasanya hanya seputar buah, atau coklat. Kalau mau iseng tanya ke penjual, tanya lah, "Ada babinya ngga?" yang ini, saya belum tau bahasa koreanya, heheee...maaf..

Pengen nyoba permen? jangan pernah ambil yang chewy, karena zat yang dipakai untuk membuatnya kenyal adalah...jeng..jeng.. gelatin itu, si bb. Oh..no..jadi, yang aman, beli yang keras aja ya. Asal tak ambil permen rasa semut aja, hahaha...

Oke lah, segitu dulu edisi snackingnya. Just be careful..but still, enjoy your life!

Happy Shopping

Berencana tinggal lebih dari sebulan di Korea? Pasti persediaan mie instan bakal tak memadai walau bawa sekardus sekalipun. Mau beli di resto atau rumah makan -yang murah sekalipun- tak mudah bagi kita, selain karena kehalalan yang diragukan, rasa juga tak bisa dijanjikan.

Pilihan terbaik bagi para suporter suami, atau mahasiswa perempuan yang ingin berhemat dengan memasak sendiri adalah membeli bahan-bahannya di pasar. Ya, tak perlu gengsi untuk pergi ke pasar tradisional disini, walaupun sebagian besar anak muda Korea malas pergi ke pasar -alias, teman-teman kita berbelanja ya kebanyakan para ahjumma, haha..-, ini jauh lebih baik daripada belanja di supermarket.

Kenapa?

  1. Harganya jauh lebih murah. Jelas lah itu. Dibandingkan di supermarket, harga bahan makanan di pasar tradisional jauh lebih murah. Kalau iseng dan punya waktu, silahkan coba dulu survey harga di supermarket, lalu pergi ke pasar. Buktikan sendiri..
  2. Bahan makanan yang dijual relatif lebih segar. Baik itu sayur, buah, atau seafood, masih benar-benar fresh. Kadang kalau beli di supermarket, bahan yang dijual sudah frozen, atau tampak layu, atau buahnya mulai lembek. Ilfil kan..sayang sekali sudah berkorban uang yang banyak -karena harganya lebih mahal itu- eh, ternyata barangnya tidak lagi baru.
  3. Pilihan lebih banyak. Ini dengan syarat perginya ke pasar yang besar, dan tidak pergi di hari libur orang Korea -misal: Chuseok-. Banyaknya penjual dan barang yang dijual membuat kita bersemangat untuk mencari barang yang baik dan bagus kualitasnya dengan harga yang murah.

Ada kalanya kita sebagai orang asing di Korea merasa segan pergi ke pasar tradisional. Apalagi masalahnya kalau bukan di bahasa, ya kan? Daripada susah-susah, mending ke supermarket saja. Ambil barang yang dibutuhkan, bayar, beres.

Itu juga hambatan yang pernah aku rasakan. Membayangkan bakal ditanya ini-itu saja malas. Apalagi kalau harus berpikir bagaimana caranya menawar, atau bertanya barang lain yang kita butuhkan tapi tidak ada di depan mata kita.

Ah, tapi dibanding keuntungannya, itu tadi tak berarti apa-apa. Jadi, mari kita ke pasar!!

Beberapa tips ini, semoga membantu anda yang ingin belanja di pasar tradisional Korea.

  1. Pergilah ke pasar yang relatif besar, dengan penjual yang banyak dan barang yang dijual relatif bervariasi. Kenapa? Karena dengan persaingan yang tinggi, harga barang relatif jadi lebih murah. Ingat, kita bela-belain datang ke pasar itu karena kita ingin berhemat, ya kan?
  2. Cari pedagang yang sedang dikerubuti banyak orang, atau at least yang sedang ada yang beli. Itu artinya bisa jadi penjual itu memang menjual dengan harga yang lebih murah, atau barang yang dijual variatif, atau si penjual ramah, atau kombinasi ketiganya.
  3. Mulai amati barang yang dijual -dan tentunya yang kita butuhkan, ingat, butuh lho ya, bukan ingin-. Jika memang tertarik, segera tunjuk, terus bilang "Igo, Olmaeyo?" yang artinya, "Ini berapa ya?"
  4. Jika si penjual menyebut suatu harga dan kita tidak mengerti, pakai jari anda. Biasanya dia sebutkan dalam ribuan won. Sekadar tau, satuan ribu dalam won adalah chon, ratus beg, nah, satu sampai sepuluhnya berturut turut adalah il, i, sam, sa, o, yuk, chil, phal, gu, sip. Jadi kalau dia bilang "chon-on" itu artinya seribu won, "i-chon-on" berarti dua ribu won, dan seterusnya.
  5. Udah mengerti harga tapi merasa kemahalan? Tenang..Kalau ingin menawar, bilang saja,"Imo..Jom..kakajuseyo" artinya "Bi, tolong didiskon..". Biasanya ini tergantung keberuntungan anda, karena tidak semua pedagang itu mau barangnya ditawar.
  6. Nah, kalau dia bilang "Ande..ande.." sambil geleng-geleng, itu artinya dia tidak mau barangnya ditawar. Jangan putus asa. Teruskan dengan kalimat,"Kurom..Do Juseyo" yang berarti "Kalau begitu, beri saya lebih banyak". Kadang ini lebih ampuh, karena mereka tak suka memotong harga, tapi lebih suka kalau dimintai bonus. Aneh ya?
  7. Kalau tak cocok juga, jangan gengsi. Bilang saja, "Aniyo.", geleng-geleng, lalu pergilah. Tapi bersiaplah kecewa karena anda tak akan dipanggil lagi seperti kebiasaan pedagang Indonesia yang ditinggal calon pembelinya.
  8. Barang yang dijual di pasar banyak yang ditaruh dalam baskom. Atau nampan untuk seafood. Jangan kaget kalau si imo menyebut harga yang muahaal bagi kita. Siapa tau yang imo maksud itu sewadah itu. Kelemahan sistem ini adalah kita sering tak bisa memilih barang yang ingin kita beli. Apa yang ada disitu, ya sudah, terima aja apa adanya. Tapi kalau kita merasa beli sewadah itu terlalu banyak, sebut setengah harga barang tadi atau tunjuk seberapa banyak kita mau beli. Ada kok penjual yang ngerti mau kita apa.
  9. Kebiasaan untuk beli dalam jumlah sedikit harus direlakan hilang di sini. Segala sesuatu dijual dalam jumlah buanyaak..jadi harus punya kulkas yang besar untuk bisa menampung itu semua. Kalau tak ada, ya apa boleh buat, jadikan pasar sebagai tempat nongkrong tiap minggu, hehe..

Pengalamanku selama belanja disini, selain yang sudah disebutkan dalam tips di atas adalah ditanya " Odiso wassoyo?" artinya "Anda datang dari mana?". Jawab saja," Indonesia-eso issoyo." yang berarti "Saya dari Indonesia". Biasanya mereka akan mengangguk-angguk saja -mungkin sambil berpikir keras, dimanakah negara yang barusan kita sebut itu- dan senyum pada kita.

Jangan lupa, setelah menerima barang, menyerahkan uang, bilang dong, "Kamsa hamnida". Mereka pasti akan sangat senang.

Selamat berbelanja!!

Thursday, November 18, 2010

Stay Beautiful in Winter

Kata orang, musim dingin itu seru. Bisa lihat salju. Tapi sepertinya mereka harus merasakan dulu, baru bisa mengatakan, seru atau tidaknya musim dingin itu.

Bagi perempuan, musim dingin bisa berarti bencana. Bagaimana tidak, kulit jadi super kering, pecah-pecah, nglungsungi –mengelupas, red-, bersisik, gatal, merah, bibir kering, pecah-pecah, berdarah, sampai mau senyum-pun jadi tersiksa.

Jangan sampai musim dingin tahun ini jadi bencana lagi buat kita. Artikel ini membahas beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan mengenai kesehatan kulit di musim dingin.